Tim mahasiswa UB yang beranggotakan Imas Hidayati (S1 Fisika), I Putu Arta Yasa (S1 Teknik Industri), Nur Ma’rifatud Diniyah (S1 Fisika), I Made Kamajaya Ariestuta (D3 Teknologi Informasi), Dhea Zalfarani Syah Munir Putri (S1 Pendidikan Teknologi Informasi) berhasil meraih penghargaan medali emas di bidang teknologi pada World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berkolaborasi dengan IYSA (Indonesian Young Scientist Association) pada 22 – 26 Agustus 2022 tersebut diikuti oleh 254 tim dari 26 negara.
Berlangsung secara hybrid, negara yang berpartisipasi antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Macedonia, Turkey, India, South Africa, Iran, Puerto Rico, Romania, United Arab Emirates, Saudi Arabia, Nepal, Iraq, Nigeria, Pakistan, Kazakhstan, South Korea, Mexico, Tunisia, Hong Kong, Brazil, Bulgaria, Serbia, Philippines, dan USA.
Tim mahasiswa UB yang dibimbing oleh Riswan Septriyadi Sianturi, S.Si., MM., M.Sc., Ph.D. mempresentasikan inovasi mereka bertajuk “Smart Forest Monitoring Based on Wireless Sensor Network as Anticipation of Fires to Maintain Forest Conservation in Indonesia”.
“Merupakan inovasi pencegah atau pemantauan kebakaran hutan dengan teknologi pintar berbasis jaringan sensor nirkabel yang digunakan untuk mendeteksi informasi titik panas atau titik api yang dikenal dengan hotspot melalui sensor node,” ujar ketua tim Imas Hidayati.
Tim menyatakan bahwa analisa desain atau prototype yang mereka buat menunjukkan performa yang lebih baik dari perangkat monitoring kebakaran hutan standart yang ada saat ini melalui beberapa parameter kunci.
Diantaranya kemampuan perangkat untuk mengirimkan dan menerima data, kemungkinan kehilangan data, kelengkapan alat teknologi, dan kemampuan deteksi manusia.
Komponen yang digunakan antara lain Sensor DHT22, mikrokontroler Node MCU, user monitoring, sensor MQ135, dan transceiver Zigbee. Pada sensor node berfungsi mengkoleksi data suhu, kelembapan, dan tingkat gas.
Data tersebut kemudian akan dikirim ke node koordinator dan diteruskan ke node gateway untuk ditampilkan melalui monitor PC, laptop, atau bahkan handphone. Inovasi Smart Forest Monitoring diharapkan dapat mengatasi masalah untuk melestarikan hutan di Indonesia.